Menulis
lagi setengah ahli tafsir: apabila kita perhatikan kisah Yusuf ini dengan
seksama, yakinlah kita bahwasanya seorang yang bertakwa lagi memegang amanat,
bisa dipercaya tidaklah akan disia-siakan usahanya oleh Alloh. Sepahit –
pahitnya yang dideritanya bermula akhirnya akan mengakibatkan yang baik juga,
dan dia akan mendapat kedudukan yang tetap utama di dunia dan apatah lagi di
akhirat. Dan barangsiapa yang berpegang teguh dengan kesabaran, tak usahlah
takut akan kejadian yang mengombang – ambingkan hidup ini dan pengalaman –
pengalaman yang dihadapi. Tak usah gentar menempuh riak dan gelombangnya, sebab
Tuhan Alloh akan selalu menyokongnya dan memenangkan usahanya, dan nama serta
jejaknya yang harum itu akan senantiasa meninggalkan bau wangi dalam pergelaran
masa dan waktu.
Yusuf
tidak takut kepada berbagai jenis penderitaan, dan pengalaman – pengalaman yang
pahit itu tidak tidaklah mengancamnya. Semenjak kecil disingkirkan oleh saudara
yang mendengki, terbuang didasar sumur, lepas dari sumur dijual terhina sebagai
budak. Saat beranjak belia datang cobaan yang paling berat, disaat hormon laki –
lakinya menggelora mencapai puncaknya, Yusuf digoda oleh majikan yang
diperbudak nafsu. Kemudian meringkuk sekian tahun lamanya dipenjara dengan
aniaya dan cara jahat tidak menggeser sedikit juapun pendiriannya. Dan sikap –
sikap hina yang dilakukan orang kepada dirinya tidak menyebabkan sakit perih
jiwanya, bahkan seluruhnya itu diserahkannya dengan tawakkal kepada Tuhan. Dia
bersabar dan hatinya bertambah teguh, sehingga dari sebab kesucian hatinya itu
dia telah mencapai suasana mahkota kemegahan, dan lidah selalu berkata jujur
betapapun pertukaran hari dan peredaran masa.
Sampai
pada suatu masa, maka setelah Raja mendengar pengakuan dari perempuan –
perempuan orang tinggi – tinggi yang pernah terperdaya oleh kecantikan Yusuf
itu dan pengakuan kesuciannya oleh istri Raja Muda yang dahulu, yang dikenal
namanya Zulaikha, timbullah hormat raja kepada orang yang telah sekian tahun
lamanya dalam tahanan itu. Nyatalah dia seorang bersih dan suci, maka: “berkatalah Raja : bawalah dia kepadaku”
(pangkal QS. Yusuf, ayat 54). - Bawalah dia menghadapku ke dalam istana ini: “ Akan aku jadikan dia orang yang rapat
kepadaku.” Karena orang yang semacam itulah yang pantas dan berhak menjadi
ahli majlis raja – raja. Dan Baginda Raja mengawinkannya dengan seorang puteri
anak orang besar Kerajaan. Sedang usianya di waktu itu, sebagai yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, 30 tahun.
Demikianlah,
budinya yang utama itu tidaklah dapat dihapus oleh pergantian hari dan
pergelaran waktu. Dan tidak berhenti lidah orang menyebutnya dari tahun
berganti tahun, bahkan dia telah menjadi perbendaharaan budi yang akan jadi
teladan bagi kita yang akan datang di belakang ini. Apabila pengalaman –
pengalaman semacam inipun menimpa kita pula, kepada percobaan – percobaan pahit
dan musibah yang akan teracung oleh kaki kita apabila kita melangkah di dalam
kehidupan yang banyak duri dan ranjau ini, sehingga kita dapat menempuh jalan
yang beliau tempuh itu dengan memupuk rasa takwa dan pakaian budi yang baik,
sehingga di dunia kita capai kedudukan yang mulia dan di akhirat kitapun menang
karena ditempakan di Daarul Khuldi,
kediaman yang kekal.
(QS. Yusuf)
56. Dan Demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
56. Dan Demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
57. Dan Sesungguhnya
pahala di akhirat itu lebih baik, bagi orang-orang yang beriman dan selalu
bertakwa.
(dikutip dari buku
Tafsir Al – Azhar Juzu XIII & XIV oleh Prof. DR. Hamka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar